Friday, 11 November 2022

Macam - Macam SDLC dalam pengembangan Software


Proses pengembangan software atau produk perangkat lunak (product development) tidak akan terlepas dari penggunaan metode SDLC atau Software Development Life Cycle. Melansir dari Glints, pada dasarnya SDLC adalah proses bisnis perusahaan yang software engineer dan developer lakukan dalam mengubah dan membuat sistem, model, serta metodologi untuk mengembangkan suatu software. Berkat penerapan suatu metode SDLC, perusahaan dapat merencanakan strategi pengembangan produk (product strategy) yang memiliki product value tinggi namun biaya produksinya rendah (fixed cost). Dengan begitu, perusahaan berkesempatan tumbuh (business growth) dan berkembang (business development) sesuai ekspektasi pengguna (user experience) atau stakeholdernya serta mengalami peningkatan penjualan.

Metode SDLC (siklus hidup pengembangan perangkat lunak) adalah proses membuat dan memodifikasi sistem, model, dan metode yang digunakan untuk mengembangkan sistem rekayasa perangkat lunak. Metode SDLC mendukung pengembangan produk. Ada banyak jenis metode ini. Berikut adalah penejelasan beberapa metode SDLC untuk pengembangan perangkat lunak.

1. Metode SDLC Waterfall

Waterfall SDLC adalah  metodologi  terstruktur dan salah satu yang tertua. Cara ini dikenal paling mudah karena dapat dilakukan dengan menyelesaikan satu tahap secara lengkap kemudian melanjutkan ke tahap berikutnya tanpa harus bolak-balik. Metode waterfall sebenarnya merupakan metode yang sangat mudah dipahami dan digunakan, namun kekurangannya adalah sangat tidak efisien dari segi waktu. Seperti pelambatan dan penundaan awal, ini dapat menyia-nyiakan seluruh garis waktu  proyek. Tidak hanya itu, salah satu kelemahan model ini adalah menghilangkan detail  dapat mempengaruhi keseluruhan rencana dan menyebabkannya runtuh. Setiap fase  model ini memiliki rencana kecil untuk melanjutkan ke fase berikutnya. Oleh karena itu, setiap fase memiliki turunan kecil lainnya, sehingga fase ini dapat disebut air terjun.

2. Agile Model

Agile SDLC adalah salah satu metode yang paling umum digunakan, yang digunakan  untuk membagi produk menjadi beberapa siklus dan menyediakan fungsionalitas produk dengan cepat. Metode ini dikenal menggunakan pendekatan pembangunan yang lebih realistis dan cepat. Dengan cara ini Anda dapat membuat rilis berkelanjutan dari produk perangkat lunak Anda dan memperbaruinya secara bertahap. Metode ini memungkinkan Anda untuk menyisipkan fungsi di tengah proyek Anda, dengan penekanan pada interaksi antara pelanggan, pengembang, dan tim pengembangan. Satu-satunya kelemahan metode ini adalah bahwa proyek tidak berorientasi pada tujuan karena sangat bergantung pada pelanggan.

3. V-Shaped Model

Metode selanjutnya dalam sistem SDLC adalah dengan menggunakan model berbentuk V, yaitu berbentuk V. Metode ini dilakukan dengan menggunakan fase uji yang sesuai untuk setiap fase pengembangan. Metode ini dikenal mirip dengan metode air terjun di mana Anda dapat beralih fase hanya ketika fase sebelumnya selesai. Menggunakan metode ini sangat masuk akal jika Anda tidak memiliki atau tidak yakin tentang persyaratan yang Anda perlukan selama pengembangan perangkat lunak. Ini karena jika Anda mengubah fase, metode ini tidak mengizinkan pengembang untuk kembali ke fase sebelumnya.

4. Interactive Model

Metode interaktif SDLC berjalan berulang kali karena mengimplementasikan serangkaian persyaratan perangkat lunak yang berbeda. Baru setelah itu pengujian akan dilakukan dan  proses akan membuat setiap versi perangkat lunak di setiap fase atau iterasi. Keuntungan dari metode ini adalah menyediakan versi yang berfungsi di awal proses, mengurangi biaya implementasi atau pembaruan. Namun, kelemahan model ini adalah sangat padat sumber daya karena prosesnya berulang berkali-kali. Kelemahan lain dari metode ini adalah tidak hanya sia-sia, tetapi juga dapat meningkatkan konsumsi bahan baku jika detail dibiarkan dalam proses.

5. Incremental Model

Selain bentuk V-shaped model, ada cara lain yang tidak boleh Anda lewatkan. Itu adalah model inkremental. Model SDLC, yang merupakan proses pengembangan bagian dari perangkat lunak, dan  bagian persyaratan  dibagi menjadi beberapa modul independen dari SDLC itu sendiri. Dengan model seperti itu, setiap model dapat melalui persyaratan, desain, implementasi, pengujian, dan sebagainya. Kedua, setiap versi modul berikutnya memiliki fungsionalitas tambahan dari versi sebelumnya. Proses ini kemudian dapat dilanjutkan pada waktu yang sama sampai semua sistem tercapai sepenuhnya. Ini adalah keuntungan  menggunakan teknik pemodelan inkremental.

6. Spiral Model

Metode penting berikutnya adalah menggunakan model spiral, yang  sangat fleksibel. Prosedur ini dilakukan menggunakan kondisi model iteratif, dan seperti spiral, iterasi hanya melalui empat langkah iteratif untuk diselesaikan, jadi mengapa kita harus fleksibel? Oleh karena itu, metode ini  memungkinkan  beberapa peningkatan atau pembaruan. Metode ini memungkinkan  pengembang untuk membuat produk yang disesuaikan dengan umpan balik pengguna. Selain itu, metode ini membawa risiko bahwa hanya satu proyek yang akan terlibat dalam siklus tanpa akhir, atau produk tidak akan mencapai penyelesaian dan akan terus ditingkatkan.

7. Bigbang Model

Metode yang paling populer di SDLC adalah  model Big Bang. Ini merupakan anomali dalam proses SDLC karena prosesnya tidak  mengikuti proses khusus dan  membutuhkan sedikit waktu untuk merencanakan. Metode ini sangat umum digunakan untuk proyek-proyek kecil yang hanya menggunakan satu atau dua insinyur perangkat lunak. Oleh karena itu, jika produk diproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dapat diulang dari awal dan tidak direkomendasikan untuk proyek besar. Risiko berikutnya yang harus Anda tanggung adalah  tim menginvestasikan semua bahan baku  dalam proyek selama proses berlangsung. Untuk alasan ini, metode ini sangat berisiko dan  tidak boleh digunakan untuk proyek-proyek kecil.

8. DevOps Model

DevOps adalah kombinasi dari dua istilah pengembangan dan operasi. Kerangka kerja ini merupakan kombinasi dari budaya, praktik, dan alat untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam memberikan produk berkecepatan tinggi. DevOps menjalin kolaborasi  erat antara tim pengembangan dan  operasi untuk pengembangan produk. Metode ini  membantu bisnis mengoordinasikan orang, proses, dan alat yang digunakan untuk mencapai kepuasan pelanggan.

9. Prototype Model

Prototype SDLC  adalah cara untuk memungkinkan satu atau lebih pengguna mendapatkan ide awal  perangkat lunak, memungkinkan mereka untuk melakukan proses pengujian awal sebelum benar-benar merilis perangkat lunak. Metode ini bertujuan untuk mengembangkan model menjadi perangkat lunak akhir. Akibatnya, pengembangan sistem dipercepat dan biaya berkurang. Jika Anda menggunakan metode ini, Anda harus melalui beberapa langkah: Keuntungan dari model ini adalah bahwa pengembang tahu apa yang diharapkan, yang mengurangi waktu pengembangan perangkat lunak dan membuatnya lebih mudah untuk mengimplementasikan fitur.

0 comments:

Post a Comment